Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat, sehingga kebutuhan pangan terus bertambah. Sedangkan luas lahan produktif relatif tetap atau bahkan menyusut. Lahan-lahan yang bagus di Jawa dialihfungsikan menjadi pemukiman atau kawasan industri. Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas atau ekstensilikasi untuk mendapatkan lahan barn. Kunci utama dan kedua hal tersebut adalah bagaimana memelihara atau meningkatkan status kesuburan tanahnya.
Hubungan antara kesuburan tanah dengan keadaan lingkungan dapat digambarkan sebagai berikut : Hara dapat bergerak menuju badan air permukaan atau air dalam tanah. Hal ini disebabkan bentang lahan saling berhubungan, lahan pertanian tidak terpisah dan lingkungan di sekitarnya. Pengelolaan hara yang buruk, misalnya pemupukan yang berlebihan, pengelolaan rabuk yang sembarangan, akan menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sementara itu agar kondisi tanah bisa dipertahankan, tanah pertanian harus selalu ditambah bahan organik minimal sebanyak 8 - 9 ton per 1 ha setiap tahunnya. Lalu dari mana dan bagaimana mendapatkan bahan organik untuk memenuhi kebutuhan tersebut? Berikut ini beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan bahan organik:
1. Pengembalian sisa panen
Jumlah sisa panenan tanaman pangan yang dapat dikembalikan ke dalam tanah berkisar 2 - 5 ton ha-1, sehingga tidak dapat memenuhi jumlah kebutuhan bahan organik minimum. Oleh karena itu masukan bahan organik dari sumber lain tetap diperlukan.
2. Pemberian kotoran hewan
Kotoran hewan atau pupuk kandang bisa berasal dari hewan peliharaan seperti sapi, kerbau, kambing dan ayam, atau juga bisa berasal dari hewan liar seperti kelelawar dan burung. Pengadaan atau penyediaan kotoran hewan seringkali sulit dilakukan karena memerlukan tenaga dan biaya transportasi yang banyak. Bahkan di beberapa daerah sulit didapatkan kotoran hewan karena jumlah hewan yang dipelihara oleh penduduk sangat sedikit.
3. Pemberian pupuk hijau
Pupuk hijau bisa diperoleh dari serasah dan dari pangkasan tanaman penutup yang ditanam selama masa bera atau pepohonan dalam larikan sebagai tanaman pagar. Pangkasan tajuk tanaman penutup tanah dari keluarga kacang-kacangan (LCC = legume cover crops) dapat memberikan masukan bahan organik sebanyak 1.8 – 2.9 ton ha-1 (umur 3 bulan) dan 2.7– 5.9 ton ha-1 untuk yang berumur 6 bulan.
Konsep pembangunan berkelanjutan terus digalakkan agar kegiatan pertanian senantiasa menguntungkan, aman, lestari dan ramah lingkungan. Perlu penyusunan rekomendasi pemupukan terpadu yang bersifat spesifik lokasi disesuaikan dengan komoditas yang diusahakan dan lahan tempat usahanya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan..
Beberapa alasan kenapa harus memupuk:
- Aplikasi pupuk terhadap hara yang diketahui menjadi faktor pembatas, akan meningkatkan hasil.
- Pengusahaan tanaman dengan hasil tinggi (high yielding), membutuhkan tanah yang subur secara berkesinambungan.
- Hara yang diserap oleh tanaman harus digantikan.
- Penggunaan pupuk yang tepat akan meningkatkan keuntungan ekonomi
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar