Pada saat ini banyak macam usaha pengelolaan tanah masam yang dapat di-temukan di berbagai tempat, di mana masing-masing cara berkembang sesuai dengan kemampuan dan kondisi setempat. Upaya-upaya pengelolaan tanah ditujukan untuk menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan keberlanjutan suatu sistem usaha tani, yaitu mempertahankan produksi tanaman dari waktu ke waktu, mengontrol erosi dan mengatasi serangan hama, penyakit dan gulma.
Pada prinsipnya ada tiga kelompok cara penanganan masalah tanah masam yang berhubungan dengan pengelolaan kesuburan tanah, yaitu cara kimia, cara fisik-mekanik dan cara biologi. ketiga cara tersebut seringkali diterapkan secara bersama-sama.
1. Cara kimia
Cara kimia merupakan salah satu upaya pemecahan masalah kesuburan tanah dengan menggunakan bahan-bahan kimia buatan. Beberapa upaya yang sudah dikenal adalah pengapuran, pemupukan, dan penyemprotan herbisida.
a. Pengapuran
Pengapuran merupakan upaya pemberian bahan kapur ke dalam tanah masam dengan tujuan untuk menaikkan pH tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), dan menetralisir Al yang meracuni tanaman. Pemberian kapur seperti ini memerlukan pertimbangan yang seksama mengingat pemberian Ca dan Mg akan mengganggu keseimbangan unsur hara yang lain.
Pengapuran merupakan upaya pemberian bahan kapur ke dalam tanah masam dengan tujuan untuk menaikkan pH tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), dan menetralisir Al yang meracuni tanaman. Pemberian kapur seperti ini memerlukan pertimbangan yang seksama mengingat pemberian Ca dan Mg akan mengganggu keseimbangan unsur hara yang lain.
b. Pemupukan dengan penambahan unsur hara
Pemupukan merupakan jalan termudah dan tercepat dalam menangani masalah kahat hara / defisiensi hara, namun bila kurang memperhatikan kaidah-kaidah pemupukan, pupuk yang diberikan juga akan hilang percuma.
Pada saat ini sudah diketahui secara luas bahwa tanah-tanah pertanian di Indonesia terutama tanah masam kahat unsur nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Oleh karena itu petani biasanya memberikan pupuk N, P, K secara sendiri-sendiri atau kombinasi dari ketiganya. Pupuk N mudah teroksidasi, sehingga cepat menguap atau tercuci sebelum tanaman menyerap seluruhnya. Pupuk P diperlukan dalam jumlah banyak karena selain untuk memenuhi kebutuhan tanaman juga untuk menutup kompleks pertukaran mineral tanah agar selalu dapat tersedia dalam larutan tanah.
Beberapa kelemahan dari pengelolaan tanah secara kimia adalah Pemupukan membutuhkan biaya tinggi karena harga pupuk mahal, Penggunaan pupuk tidak dapat menyelesaikan masalah kerusakan fisik dan biologi tanah, bahkan cenderung mengasamkan tanah, dan Pemupukan yang tidak tepat dan berlebihan menyebabkan pencemaran lingkungan.
2. Cara fisik – mekanik
Penanganan secara fisik dan mekanik terutama ditujukan untuk perbaikan media pertumbuhan perakaran, penanggulangan gulma dan usaha penekanan erosi. Hambatan kedalaman perakaran yang disebabkan oleh adanya lapisan keras dari kerikil (krokos = laterit) mungkin dapat diatasi dengan pembongkaran secara mekanik dengan mengolah tanah dalam (deep plowing) misalnya denganmenggunakan gancu untuk menghancurkan bongkahan laterit tersebut.
Perbaikan media tumbuh tanaman melalui pengolahan tanah dapat memperbaiki pertumbuhan akar tanaman sehingga dapat mengurangi jumlah unsur hara yang hilang karena pencucian.
Pengolahan tanah dapat membantu menggemburkan tanah sehingga memperbaiki perkembangan akar tanaman dan mempercepat proses dekomposisi bahan organik tanah dan mineralisasi hara sehingga memperbaiki pertumbuhan tanaman untuk beberapa tahun.
Pengelolaan dengan cara fisik-mekanik ini juga memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan, di antaranya adalah Pengelolaan secara fisik-mekanik biasanya memerlukan tenaga dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, tidak dapat mengatasi masalah kekurangan bahan organik tanah karena jumlah biomas yang diangkut keluar petak lahan melalui panen sangat banyak sementara jumlah yang dikembalikan sangat sedikit.
3. Cara biologi
Prinsip-prinsip pengelolaan kesuburan tanah secara biologi dikembangkan dari hasil pengalaman yang diperoleh dari sistem hutan alami di mana vegetasi dapat tumbuh subur tanpa tambahan unsur hara dari luar. Hal ini membuktikan bahwa pepohonan berperan penting dalam pemeliharaan kesuburan tanah.
Sistem hutan alam memiliki siklus hara yang tertutup, di mana hara yang dipergunakan untuk pertumbuhan pohon diambil dari tanah dan pohon juga akan mengembalikan sebagian hara tersebut ke dalam tanah melalui daun, ranting dan cabang yang gugur. Kenyataan yang terpenting pada kondisi hutan ini adalah bahwa jumlah kehilangan hara melalui pencucian, erosi atau aliran permukaan sangat kecil. Oleh karena itu konsep pengelolaan tanah secara biologi adalah meniru sistem tertutup yang dijumpai di hutan.
{ 2 comments... read them below or add one }
Cantik, sofa. Noli suka tulisannya, simpel dan mudah dipahami, cuma satu, kahat hara itu artinya apa ya?
Kahat hara = defisiensi hara
Posting Komentar